Langsung ke konten utama

KAJIAN IHYA' ULUM7DDIN

Kajian Ihya 'Ulumuddin

        

Kitab Ihya 'Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali merupakan khazanah tasawuf yang dikenal secara luas di kalangan umat Islam. Selain karena pribadinya yang menonjol dan disebut-sebut sebagai mujaddid (pembaharu dalam agama), juga karena uraian dalam Ihya dekat dengan alam dan kehidupan Muslim, seperti persoalan ritual, akhlak, maupun sosial.

Sebagaimana dikatakan Imam Al-Ghazali, bahwa pembahasan dalam Ihya memang ditekankan dalam wilayah muamalah. Adapun yang dimaksud "muamalah" disini adalah: ilmu amal-perbuatan yang "selain harus diketahui, juga dituntut untuk diamalkan", baik secara lahir maupun batin.

Inilah posisi Ihya 'Ulumuddin yang membuatnya menjadi rujukan-awal yang penting dalam mengenal khazanah tasawuf, yakni sebagai jembatan yang menghubungkan aspek syariat lahir dengan aspek esoteris (tasawuf) dalam Islam.

Ihya 'Ulumuddin terbagi dalam empat bagian besar kitab, atau dikenal sebagai rubu', dimana di dalam setiap rubu' terdiri atas 10 bab. Dan Kajian Ihya di bawah dikelompokan berdasarkan rubu'-rubu' yang terdapat dalam Ihya 'Ulumuddin.

Adapun format kajiannya bisa berupa ringkasan suatu bab tertentu, cuplikan-cuplikan yang kami anggap penting, maupun kajian yang disertai

referensi lain. Kami juga telah mengumpulkan hadits-hadits yang terdapat di kitab tersebut, dan sekarang sedang dicoba untuk mengumpulkan atsar-atsar (kisah hikmah para Nabi, para sahabat, atau yang lainnya) untuk melengkapi kajian yang ada.

Besar harapan kami untuk dapat mengkaji dan menampilkan seluruh bagian-bagian Ihya secara terperinci. Mudah-mudahan kami diberi rahmat

dan kekuatan dari hari ke hari untuk menampilkannya di sini.

Di dalam Ihya ‘Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membagi pembahasan dalam empat bagian besar, atau rubu’, yang masing-masing terdapat 10 kitab

didalamnya. Keempat rubu’ itu adalah:

 1. Rubu’ Ibadah, terdiri atas:

(01) Kitab Ilmu,

(02) Kitab Akidah,

(03) Kitab Taharah,

(04) Kitab Ibadah,

(05) Kitab Zakat,

(06) Kitab Puasa,

(07) Kitab Haji,

(08) Kitab Tilawah Quran,

(09) Kitab Zikir dan Doa, dan

(10) Kitab Tartib Wirid.

 2. Rubu’ Adat Kebiasaan, terdiri atas:

(11) Kitab Adab Makan,

(12) Kitab Adab Pernikahan,

(13) Kitab Hukum Berusaha,

(14) Kitab Halal dan Haram,

(15) Kitab Adab Berteman dan Bergaul,

(16) Kitab ‘Uzlah,

(17) Kitab Bermusafir,

(18) Kitab Mendengar dan Merasa,

(19) Kitab Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, dan

(20) Kitab Akhlaq.

 3. Rubu’ Al-Muhlikat (Perbuatan yang Membinasakan), terdiri atas:

(21) Kitab Keajaiban Hati,

(22) Kitab Bahaya Nafsu,

(23) Kitab Bahaya Syahwat,

(24) Kitab Bahaya Lidah,

(25) Kitab Bahaya Marah, Dendam, dan Dengki, (26) Kitab Bahaya Dunia,

(27) Kitab Bahaya Harta dan Kikir,

(28) Kitab Bahaya Pangkat dan Riya,

(29) Kitab Bahaya Takabbur dan ‘Ujub, dan

(30) Kitab Bahaya Terpedaya.

 4. Rubu’ Al-Munjiyat (Perbuatan yang Menyelamatkan), terdiri atas:

(31) Kitab Taubat,

(32) Kitab Sabar dan Syukur,

(33) Kitab Takut dan Berharap,

(34) Kitab Fakir dan Zuhud,

(35) Kitab Tauhid dan Tawakal,

(36) Kitab Cinta, Rindu, Senang, dan Ridha,

(37) Kitab Niat, Jujur, dan Ikhlas,

(38) Kitab Muraqabah dan Muhasabah,

(39) Kitab Tafakur, dan

(40) Kitab Mengingat Mati.

        Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali, atau yang dikenal sebagai Algazel di Dunia Barat Abad Pertengahan, adalah seorang tokoh dan filsuf terkemuka yang memiliki kejeniusan dan kepakaran di bidang fiqh, ushul dan tasawuf. Beliau lahir di Thusi daerah Khurasan wilayah Persia tahun 450 H (1058 M).

Imam Al-Ghazali menuliskan Ihya 'Ulumuddin (membahas ilmu-ilmu agama) yang dikarangnya selama beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Syams, Yerussalem, Hijaz dan Yus, yang merupakan kitab paling terkenal dan berisi paduan indah antara fiqh, tasawuf dan falsafat.

Tidak saja terkenal di kalangan Kaum Muslim, tetapi juga di Dunia Baratdan luar Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELURUSKAN IHYA' ULUMUDDIN

MELURUSKAN HYA' ULUMUDDIN Benarkah Imam al-Ghozali pemalsu hadits? Atau memang beliau tidak membidangi studi ini? Dan apakah kitab Ihya’ banyak memuat Hadits palsu sehingga tidak layak untuk dipelajari? Berikut sebagai bahan pertimbangan ilmiah sebelum pembaca ikut mengiyakan tuduhan tersebut. Pertama, apabila dikatakan bahwa kitab Ihya’ banyak memuat Hadits-hadits palsu dan tidak terdapat landasan ilmiah dalam pembelaannya, maka tuduhan ini terlalu tergesa-gesa. Terhitung, hanya tiga redaksi Hadits yang diklaim maudhu` oleh al-Hafizh al-`Iraqi ketika mentakhrij lebih dari empat ribu lima ratus hadis yang ditampilkan Imâm Ghâzali dalam kitab Ihya’-nya. “Bilangan tersebut sangatlah kecil tutur al-`Irâqi. Lebih-lebih, apabila kita memandang jumlah Hadits yang ditampilkan oleh Imâm Ghâzali secara keseluruhan. Setidaknya, kuantitas hadits Imam Ghazali dalam kitab Ihyâ’-nya telah setingkat dengan beberapa kitab sunan, semisal Sunan Abî Dâwud, Sunan Nasâ’i, dan bahkan dapat di...

SEJARAH RINGKAS AL-GHAZALI

SEJARAH RINGKAS AL-GHAZALI Nama lengkapnya, ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Imam Besar Abu Hamid Al-Ghazali Hujjatul-Islam. Dilahirkan di Thusia, suatu kota di Khurasan dalam Th. 450 H. (1058 M). Ayahnya bekerja membuat pakaian dari bulu (wol) dan menjualnya di pasar Thusia. Sebelum meninggal ayah Al-Ghazali meninggalkan kata pada seorang ahli tasawwuf temannya, supaya mengasuh dan mendidik A1 Ghazali dan adiknya Ahmad. Setelah meninggal ayahnya, maka hiduplah Al-Ghazali di bawah asuhan ahli tasawwuf itu. Harta pusaka yang diterimanya adalah sedikit sekali. Ayahnya seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha sendiri bertenun kain bulu. Di samping itu, selalu mengunjungi rumah alim ulama, memetik ilmu pengetahuan, berbuat jasa dan memberi bantuan kepada mereka. Apabila mendengar huraian alim ulama itu maka ayah Al-Ghazali menangis tersedu-sedu seraya bermohon kepada Allah swt. kiranya dia dianugerahi seorang putera yang pandai dan berilmu. Pada masa kec...